Pendidikan

Pendidikan

Kelulusan Memang Memengaruhi Kesuksesan, Tapi Bukan Faktor Satu-satunya

Sumber: kompas.com

Baru saja saya diminta oleh seorang junior untuk melakukan konsultasi terkait penawaran Program Beasiswa yang ditawarkan oleh salah satu Kementerian yang ada di Indonesia. Tawaran yang diberikan pun tidaklah main-main yakni program Maste Double Degree (Strata 2) untuk kuliah satu tahun di Universitas Dalam Negeri satu tahun lagi di Universitas Luar Negeri.

Hal ini menginspirasi saya untuk menulis tentang sebuah asumsi pribadi terkait apakah latar belakang pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kesuksesan ataupun masa depan seseorang nantinya.

Apabila ditanya dengan dua pilihan jawaban antara “Ya” atau “Tidak” Pendidikan berpengaruh dengan kesuksesan seseorang, jawaban saya tentu saja, “Ya”.

Akan tetapi apabila diperkenankan untuk menjawab secara komprehensif, maka saya akan menjawab “Ya”, tapi pendidikan bukanlah penentu kesuksesan seseorang. Mengapa?

Karena banyak faktor yang bisa membawa seseorang menuju kesuksesan.

Secara garis besar berikut ulasannya:

1. Pendidikan hanyalah modal Awal

Ketika menjalani pendidikan dulu saya sering didoktrin bahwa penampilan itu bukanlah yang utama, tapi yang pertama kali dilihat. Saya pikir ini berlaku sama dengan latar belakang pendidikan seseorang. 

Dalam dunia kerja mungkin gelar akademik yang panjang dan status sebagai lulusan Perguruan Tinggi Luar Negeri ataupun Perguruan Tinggi Ternama Dalam Negeri menjadi daya tarik tersendiri bagi atasan ataupun perusahaan. 

Akan tetapi yang perlu diingat bahwa Latar Belakang pendidikan hanya modal awal, ibaratkan seorang pedagang, modal awal digunakan untuk meraup untung yang banyak tergantung cara seseorang dalam menjajakan dagangannya, apabila ia tak pandai dalam berdagang walaupun dengan modal awal yang cukup besar, seseorang akan tetap mengalami kerugian.

2. Di era yang sekarang orang – orang lebih butuh karya nyata

Pad era sekarang ini orang – orang sudah cerdas dan mampu memberikan penilaian objektif terhadap kinerja seseorang. Atasan ataupun perusahaan tentunya akan mempertimbangkan karyawan yang Inovatif dan lebih produktif ketimbang karyawan – karyawan yang hanya bisa melakukan kegiatan rutin tanpa adanya pembaharuan dalam sistem kerja.

3. Dalam pekerjaan kolektif Soft Skill menjadi penentu

Para pembaca tentu sudah sering mendengar kaitan antara Hard Skill dan Soft Skill dalam pekerjaan. Untuk pekerjaan yang sifatnya struktural dan membutuhkan kerja kolektif (Team Work) tentu kemampuan Soft Skill dibutuhkan sebagai penentu terlaksananya suatu pekerjaan dengan baik. 

Beberapa jenis Soft Skill diantaranya adalah Kepemimpinan, Komunikasi, Etika dan Disiplin/Tepat Waktu. Kemampuan – kemampuan ini biasanya didapatkan setelah mengalami suatu proses pengalaman panjang selama menjalani kehidupan. 

Itulah mengapa mungkin kita sering menemui teman – teman kita yang secara akademis tidak begitu baik tapi bisa meraih kesuksesan yang lebih karena kemampuan bersosialisasi yang ia miliki semasa duduk dibangku sekolah. 

Tetapi akan jadi lebih baik ketika seseorang memiliki Hard Skill yang baik ditambah reputasi sebagai lulusan Universitas Luar Negeri ataupun Universitas Ternama Dalam Negeri dan ditambah dengan kemampuan Soft Skill yang ia miliki.

4. Banyak Faktor X dalam menggapai kesuksesan

Ada banyak Faktor yang mampu membawa seseorang menuju kesuksesan, beberapa contoh diantaranya adalah kedekatan keluarga, sudah tidak asing lagi di indonesia faktor kedekatan keluarga sering menjadi penentu seseorang menemui kesuksesannya. 

Dalam penerimaan karyawan suatu perusahaan misalnya, Si A yang tidak begitu kompeten untuk diterima sebagai karyawan bisa jadi dinyatakan lulus dan diterima karena memiliki hubungan keluarga dengan pemilik perusahaan tersebut.

Kemudian waktu dan kondisi yang tepat bisa kita kategorikan kedalam faktor ini. Seseorang yang memiliki pemikiran yang visioner untuk melakukan suatu pembaharuan tentunya membutuhkan waktu dan kondisi yang tepat untuk merealisaskan pemikiran – pemikiran tersebut. 

Sebagai contoh, apabila seorang Kepala Dinas Kominfo suatu kota mempunyai inisiasi untuk memberikan fasilitas Wifi gratis bagi masyarakat yang notabenenya sudah berpenghasilan di atas rata-rata, tentu inisiasi ini tidak akan menjadi nilai tambah karena pemikiran yang direalisasikan tidaklah tepat sasaran.


Pada akhir tulisan saya ingin berpesan kepada kita semua bahwa banyak jalan menuju kesuksesan.

Bagi para pembaca yang memiliki keterbatasan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ataupun untuk mendaftar di Universitas bergengsi jangan pernah berkecil hati. Karena kesuksesanmu adalah apa yang kamu ciptakan!

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai